Magelang Pos – PT Pertamina Patra Niaga telah menyelesaikan proyek strategis nasional (PSN) Terminal LPG Bima yang terletak di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang bertujuan untuk memperkuat distribusi bahan bakar tersebut bagi masyarakat di wilayah Indonesia Timur. Proyek ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada penguatan ketahanan energi nasional, yang menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam mencapai pemerataan energi di seluruh pelosok negeri.
Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, dalam keterangannya pada Kamis (14/11/2024) di Jakarta, mengungkapkan bahwa proyek Terminal LPG Bima telah selesai mendapat pengawalan dan pengamanan intensif dari Jamintel Kejaksaan Agung RI melalui program Pengamanan Pembangunan Strategis (PPS). Hal ini memastikan bahwa proyek tersebut berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan pengawalan yang ketat, proyek ini dapat diselesaikan tanpa kendala berarti.
Pembangunan Terminal LPG Bima merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi di Indonesia, khususnya di wilayah NTB. “Proyek ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memastikan keandalan distribusi LPG di Indonesia Timur, khususnya di NTB,” jelas Eduward. Sebelumnya, distribusi LPG di wilayah tersebut dilakukan melalui pengiriman menggunakan kapal landing craft tank (LCT) dari Terminal LPG Lombok ke Pulau Sumbawa. Dengan adanya terminal ini, distribusi LPG di NTB akan lebih efisien dan terjamin.
Proyek ini merupakan penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT Pertamina (Persero), yang diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan energi masyarakat NTB dengan lebih baik. Keberhasilan proyek Terminal LPG Bima ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat, yakni ketersediaan energi yang berkeadilan dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Program PPS yang dilaksanakan oleh Kejaksaan Agung RI memiliki peran penting dalam memastikan bahwa proyek ini bebas dari ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang dapat menghalangi pelaksanaan proyek. Dengan pengamanan dan pengawalan yang baik, proyek ini berhasil diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).
Sebagai tanda berakhirnya pengawalan dan pengamanan, exit meeting yang digelar untuk mengevaluasi dan memberi apresiasi atas keberhasilan proyek ini menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara berbagai pihak. Direktur PPS Jamintel Kejaksaan Agung RI, Irene Putria, mengungkapkan bahwa seluruh ancaman dan hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan proyek telah berhasil dimitigasi bersama, sehingga proyek ini dapat diselesaikan tanpa kendala berarti. “Kami bangga bahwa proyek ini selesai dengan sukses dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat NTB,” ujar Irene.
Keberhasilan proyek Terminal LPG Bima juga mencerminkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga negara, dan sektor swasta dalam mendukung pembangunan infrastruktur strategis nasional. Eduward menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya memperkuat distribusi energi di NTB, tetapi juga menunjukkan komitmen bersama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang bermanfaat luas bagi masyarakat. Dengan selesainya proyek ini, Pertamina Patra Niaga berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam memastikan ketahanan energi yang merata dan berkeadilan di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah timur negara ini.
