Debat Pamungkas Pilkada Jateng 2024: Saling Sindir dan Gagasan Panas di Panggung Politik

Debat Pamungkas Pilkada Jateng 2024: Saling Sindir dan Gagasan Panas di Panggung Politik

Magelang Pos – Debat pamungkas Pilkada Jawa Tengah 2024 yang berlangsung pada Rabu (20/11) malam menjadi momen penuh ketegangan antara dua calon wakil gubernur, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin dan Hendrar Prihadi, yang akrab disapa Hendi. Perdebatan ini menjadi sorotan karena kedua kandidat saling melempar sindiran, terutama saat membahas isu pendidikan yang menjadi perhatian publik.

Ketegangan memuncak saat sesi tanya jawab dimulai. Hendi memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan kepada Gus Yasin terkait larangan kegiatan seperti *study tour* dan wisuda bagi siswa SMA dan SMK. Dalam pernyataannya, Hendi mengaku selama berkeliling di 35 kota dan kabupaten di Jawa Tengah, ia sering mendengar keluhan terkait larangan tersebut. Ia kemudian meminta pandangan Gus Yasin mengenai solusi ke depan.

Mendengar pertanyaan itu, Gus Yasin langsung bereaksi dengan nada yang menunjukkan ketidakpuasan. Ia merasa pertanyaan Hendi memiliki nada tendensius dan menyasar dirinya secara pribadi. Meskipun demikian, ia tetap berusaha menjawab dengan menjelaskan bahwa sebenarnya *study tour* tidak dilarang. Namun, yang menjadi masalah adalah pungutan yang dilakukan kepada siswa, yang menurutnya bertentangan dengan undang-undang dan peraturan daerah.

Gus Yasin menegaskan bahwa sekolah negeri sudah dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), sehingga pungutan tambahan tidak diperbolehkan. Sementara itu, sekolah swasta tetap diizinkan mengadakan *study tour* selama ada kesepakatan antara pihak-pihak yang terkait, seperti guru, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Ia juga mengingatkan Hendi untuk lebih memahami penjelasannya agar tidak salah persepsi.

Hendi merespons dengan santai meskipun sempat menyinggung sikap Gus Yasin yang menurutnya terlalu defensif. Ia menegaskan bahwa tidak ada maksud tendensius dalam pertanyaannya, melainkan hanya ingin mendapatkan jawaban jelas terkait pandangan Gus Yasin. Menurut Hendi, *study tour* atau wisuda seharusnya tetap diperbolehkan, asalkan tidak ada unsur paksaan atau pungutan liar yang merugikan siswa dan orang tua.

Dalam debat tersebut, Hendi juga memanfaatkan momen untuk menyampaikan visinya terkait pendidikan. Ia menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai Wali Kota Semarang, di mana ia sering menerima keluhan masyarakat tentang mahalnya harga seragam sekolah. Sebagai solusi, Hendi berjanji bahwa jika terpilih sebagai wakil gubernur Jawa Tengah, ia akan menggratiskan biaya sekolah, termasuk seragam, untuk seluruh siswa di Jawa Tengah. Dengan langkah ini, ia berharap dapat meringankan beban masyarakat dan menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif.

Debat ini menunjukkan adanya perbedaan pendekatan antara kedua kandidat dalam menyikapi isu pendidikan. Gus Yasin lebih menekankan pada kepatuhan terhadap regulasi yang sudah ada, sedangkan Hendi fokus pada upaya menciptakan akses pendidikan yang lebih mudah dan bebas biaya. Meski berlangsung panas, perdebatan ini mencerminkan pentingnya isu pendidikan dalam Pilkada Jateng 2024, sekaligus memberikan gambaran kepada masyarakat tentang visi masing-masing calon dalam memajukan pendidikan di Jawa Tengah.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *