
Magelang Pos – Zaenal Arifin, seorang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, baru-baru ini mengalami teror yang membuat ketegangan keluarga dan rumah tangganya semakin meningkat. Teror ini dimulai setelah Zaenal melaporkan istrinya, yang berinisial IR, ke Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) terkait kasus perselingkuhan. Tak hanya itu, setelah melaporkan istrinya, Zaenal dan keluarganya menjadi sasaran ancaman dari pihak yang tidak dikenal, yang berujung pada aksi pengerusakan dan intimidasi di rumahnya di Jalan Bau Mangga, Makassar pada Senin malam (18/11).
Menurut pengacara Zaenal, Fahril Arif, laporan tentang teror ini sudah disampaikan kepada pihak Kepolisian Resor Kota Besar Makassar (Polrestabes Makassar). Fahril menjelaskan bahwa seorang preman yang bernama Sirnan menjadi tersangka dalam kasus pengerusakan tersebut. Sirnan diketahui melakukan perusakan terhadap sejumlah properti di rumah Zaenal, termasuk kerusakan pada CCTV rumah dan penguncian rumah dengan menggembok pintu. Preman tersebut juga mengancam asisten rumah tangga (ART) dan beberapa karyawan yang ada di rumah. Dalam laporannya, Fahril meminta agar pihak kepolisian segera memberikan perhatian serius terhadap insiden ini dan agar Zaenal bisa segera mengambil barang-barangnya yang ada di rumahnya yang sudah digembok.
Zaenal sendiri menjelaskan kronologi yang mengarah pada tindakan pelaporan terhadap istrinya. Menurut Zaenal, kecurigaan terhadap kesetiaan istrinya sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Pada 15 Agustus 2024, setelah pulang dari Jakarta, Zaenal merasa heran karena anaknya terlihat bermain sendirian di rumah, sementara istrinya tidak ada di tempat. Setelah menanyakan kepada pembantu, Zaenal mengetahui bahwa istrinya telah meninggalkan rumah sejak sore hari. Zaenal yang merasa curiga kemudian melacak keberadaan istrinya menggunakan aplikasi GPS dan mendapati istrinya berada di sebuah kafe di Jalan Haji Bau, Makassar. Tidak hanya itu, Zaenal juga melihat mobilnya terparkir di dekat lokasi tersebut.
Zaenal yang merasa semakin curiga mulai mengintip lebih lanjut. Ia mengikuti mobil yang digunakan oleh istrinya dan menunggu di lokasi sampai jam 9 malam. Ternyata, mobil tersebut digunakan oleh pria lain yang tidak dikenal Zaenal, yang juga terlihat bersama istrinya dan seorang wanita lainnya. Kecurigaan Zaenal pun semakin besar. Ia kemudian membuntuti mobil tersebut hingga berhenti di Jalan Kajaolalido, dekat dengan lapangan tenis. Di sana, Zaenal melihat sahabat istrinya turun dari mobil tersebut, dan keesokan harinya, ia menemukan kesempatan untuk menahan mobil yang ditumpangi oleh istrinya. Akhirnya, setelah beberapa kali meminta pintu mobil dibuka dan meminta penjelasan, Zaenal merasa bahwa suami sahabatnya dan istrinya ketahuan berselingkuh.
Zaenal tidak tinggal diam dan melaporkan dugaan perselingkuhan ini kepada pihak berwajib, terlebih setelah ia mengetahui bahwa pria yang bersama istrinya adalah seorang anggota TNI. Setelah dilakukan penyelidikan oleh Pomdam, ditemukan bukti CCTV yang menunjukkan bahwa istrinya dan anggota TNI tersebut menginap di sebuah hotel di Makassar. Dari bukti tersebut, anggota TNI yang berselingkuh dengan istrinya akhirnya dijatuhi sanksi administratif berupa pencopotan dari jabatannya.
Namun, meskipun sudah mengungkapkan perselingkuhan tersebut, Zaenal tidak mendapatkan respon yang baik dari pihak keluarga istrinya. Dua minggu setelah kejadian tersebut, Zaenal menerima somasi dari keluarga istrinya yang meminta agar Zaenal segera meninggalkan rumah yang menjadi milik orang tua istrinya. Hal ini menambah ketegangan dalam keluarga mereka, dan tak lama setelah itu, Zaenal kembali melaporkan istrinya ke Polda Sulsel atas tuduhan perzinahan dan perbuatan asusila.
Setelah melaporkan istrinya, situasi di rumah Zaenal semakin memburuk. Pada malam 18 November, ia menerima kabar dari asisten rumah tangga yang melaporkan bahwa banyak preman berkumpul di depan rumahnya. Tak hanya itu, rumahnya juga sudah digembok. Dalam ketakutan, Zaenal pun melaporkan kejadian ini kepada pihak Polsek, namun diminta untuk melapor langsung ke Polrestabes Makassar. Meskipun laporan sudah masuk, Zaenal merasa terancam dan terpaksa meninggalkan rumahnya untuk sementara waktu, meskipun ia berharap polisi segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini.
Kasus yang menimpa Zaenal Arifin ini menjadi sorotan publik, terutama setelah teror yang dialaminya pasca melaporkan kasus perselingkuhan yang melibatkan istrinya. Teror tersebut juga mengungkapkan betapa rumitnya masalah yang dihadapi oleh Zaenal, baik dalam kehidupan pribadi maupun hubungannya dengan pihak keluarga dan pihak berwajib. Zaenal berharap agar aparat kepolisian dapat segera menyelesaikan permasalahan ini dan memberikan perlindungan yang seharusnya bagi dirinya dan keluarganya.