Biden Yakin Gencatan Senjata Gaza Akan Terwujud Sebelum Masa Jabatannya Berakhir

Biden Yakin Gencatan Senjata Gaza Akan Terwujud

Magelang Pos – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyatakan keyakinannya bahwa usulan gencatan senjata yang dia ajukan untuk Jalur Gaza pada Mei 2024 akan segera terwujud sebelum masa jabatannya berakhir. Dalam pidato yang disampaikan pada Senin, 13 Januari 2025, di Departemen Luar Negeri AS, Biden menjelaskan bahwa upaya yang dimulai beberapa bulan yang lalu kini berada di tahap akhir. Menurutnya, proses tersebut telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dan akan segera terwujud.

Biden menambahkan bahwa pengalaman panjang dalam melayani rakyat telah mengajarkannya untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan, bahkan yang terberat sekalipun. Dia menyatakan bahwa meskipun banyak hambatan, proses menuju gencatan senjata itu telah memasuki tahap yang sangat positif.

Presiden AS juga membahas peran penting yang dimainkan oleh negara-negara seperti Mesir dan Qatar dalam upaya ini. Dalam pernyataannya, dia menyampaikan bahwa kesepakatan yang sedang dirancang akan meliputi beberapa hal krusial. Salah satunya adalah pembebasan sandera yang telah lama menjadi perhatian dunia. Selain itu, perjanjian tersebut akan mencakup penghentian pertempuran, memberikan jaminan keamanan bagi Israel, dan membuka jalan untuk peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menurut Biden, baik rakyat Palestina maupun Israel berhak memperoleh perdamaian dan keamanan sejati. Dia menegaskan bahwa sandera yang terperangkap dalam konflik ini juga berhak untuk kembali bersatu dengan keluarga mereka, dan upaya untuk mencapai kesepakatan itu semakin mendekati kenyataan.

Sebelumnya, penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, telah menyatakan bahwa ada kemungkinan kesepakatan gencatan senjata bisa tercapai dalam minggu ini. Perundingan ini diyakini dapat selesai sebelum masa kepresidenan Biden berakhir. Proses perundingan gencatan senjata dan pertukaran tahanan telah beberapa kali terhambat, terutama karena adanya syarat-syarat baru yang diberikan oleh pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu. Syarat-syarat baru tersebut menyebabkan penundaan, yang pada gilirannya memicu protes dari berbagai kelompok oposisi di Israel serta keluarga sandera. Mereka menuduh Netanyahu mengulur-ulur proses untuk mencapai kesepakatan tersebut, yang menyebabkan semakin banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

Dalam laporan yang diterbitkan oleh media CNN, yang mengutip dua sumber dari Israel, disebutkan bahwa Hamas kini sedang bersiap untuk membebaskan 33 sandera sebagai bagian dari fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata. Perundingan yang hampir selesai di Doha ini mencakup gencatan senjata yang rencananya akan berlangsung selama 42 hari. Menurut seorang pejabat senior Israel, sebagian besar sandera yang dimaksud diperkirakan masih hidup, namun jenazah beberapa sandera kemungkinan juga akan diserahkan dalam proses ini.

Sejak dimulainya agresi Israel terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, lebih dari 46.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas. Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan, yang oleh banyak pihak dianggap sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.

Lebih lanjut, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan pejabat pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada November 2024. Keduanya didakwa atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Saat ini, rezim Zionis juga menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait dugaan genosida yang mereka lakukan dalam serangan mereka ke Gaza.

Dengan semakin banyaknya desakan dari komunitas internasional, termasuk ancaman hukuman dari lembaga-lembaga internasional, serta dorongan dari negara-negara mitra seperti Mesir dan Qatar, Biden berharap bahwa gencatan senjata dapat segera tercapai. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama terkait dengan perubahan syarat dan ketidaksepakatan internal antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik ini.

Recommended For You

About the Author: admin 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *