
Magelang Pos – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) terus melakukan upaya maksimal untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang sering terjadi pada musim hujan. Salah satu langkah yang diambil adalah optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan sarana pengendali banjir, termasuk rumah-rumah pompa yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta, Hendri, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berfokus pada pengoperasian rumah pompa, pintu air, serta penyiapan alat berat agar semuanya berfungsi maksimal, baik pada kondisi pra-banjir maupun saat banjir terjadi. Pengoperasian yang optimal ini diharapkan dapat mempercepat penanganan banjir sehingga dampaknya dapat diminimalkan.
Jakarta sendiri memiliki 202 rumah pompa yang tersebar di lima wilayah kota, dengan total 593 unit pompa yang berfungsi untuk menyalurkan air yang tidak bisa mengalir secara gravitasi. Hal ini sangat penting mengingat sebagian besar wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut, sehingga penanganan aliran air menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko banjir. Rumah-rumah pompa ini bekerja untuk mengalirkan air secara cepat ke saluran drainase atau waduk, sehingga genangan air bisa cepat teratasi.
Penyebaran rumah pompa di DKI Jakarta cukup merata di setiap wilayah. Jakarta Timur memiliki 26 lokasi rumah pompa dengan 58 unit pompa, sedangkan Jakarta Barat memiliki 47 lokasi rumah pompa dengan 148 unit pompa. Di Jakarta Pusat, terdapat 28 rumah pompa dengan 108 unit pompa, sementara Jakarta Selatan memiliki 48 lokasi rumah pompa dengan 116 unit pompa. Wilayah Jakarta Utara memiliki jumlah terbanyak, yakni 53 lokasi rumah pompa dengan 165 unit pompa.
Selain pengoptimalan rumah pompa, Dinas SDA juga melakukan upaya lainnya, seperti pengerukan sedimen lumpur yang ada di sungai, kali, waduk, dan saluran drainase. Pengerukan ini bertujuan untuk menjaga kelancaran aliran air dan mencegah adanya penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir. Selain itu, Dinas SDA juga melakukan pemetaan lokasi-lokasi yang rawan banjir atau genangan agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.
Sebagai upaya lanjutan, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengadakan apel kesiapsiagaan bencana untuk memastikan seluruh infrastruktur pengendali banjir dapat bekerja dengan optimal. Berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi diperkirakan akan terjadi antara tanggal 6 hingga 9 Desember 2024. Oleh karena itu, langkah-langkah antisipasi pun terus diperkuat.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengingatkan seluruh dinas terkait seperti Dinas Bina Marga, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan lainnya untuk menyiapkan langkah mitigasi penanganan banjir, termasuk kesiapan sumber daya manusia yang akan diterjunkan ke lapangan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua sektor siap menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga terus melakukan pembangunan infrastruktur pengendali banjir guna meminimalkan genangan air selama musim hujan. Pembangunan infrastruktur tersebut akan dilaksanakan dengan memprioritaskan daerah-daerah yang memiliki tingkat kerawanan banjir yang tinggi. Dengan berbagai langkah yang sudah diambil ini, diharapkan Jakarta dapat meminimalkan dampak buruk dari bencana banjir yang sering terjadi setiap tahunnya.
Dalam upaya penanggulangan bencana banjir, koordinasi antara berbagai pihak sangatlah penting. Dengan persiapan yang matang, pengoperasian sarana pengendali banjir yang maksimal, serta partisipasi masyarakat yang peduli, diharapkan Jakarta dapat lebih siap menghadapi tantangan besar yang datang dengan musim hujan.