
Magelang Pos – Suatu temuan fosil gajah purba di Lembah Kashmir, India, membagikan pengetahuan baru yang berharga tentang evolusi gajah sepanjang Pleistosen Tengah, masa yang berlangsung antara 300. 000 sampai 400. 000 tahun kemudian. Fosil ini diidentifikasi selaku bagian dari genus Palaeoloxodon, kelompok gajah bergading lurus yang diketahui selaku salah satu mamalia darat terbanyak yang sempat terdapat.
Penemuan ini, yang mengaitkan analisis fosil tengkorak dari Kashmir serta fosil seragam di Turkmenistan, diungkapkan lewat riset yang diterbitkan di Journal of Vertebrate Paleontology. Riset ini dicoba oleh regu ilmuwan internasional dari bermacam institusi terkemuka, tercantum Museum Sejarah Alam London, Museum Inggris, Universitas York, serta Universitas Helsinki, di dasar pimpinan Dokter. Steven Zhang.
Temuan di Kashmir: Lebih dari Semata- mata Fosil
Fosil gajah purba di Kashmir ditemui bersama 87 perkakas batu yang digunakan oleh manusia prasejarah. Temuan ini awal mulanya dicoba oleh regu dari Universitas Jammu yang dipandu oleh Dokter. Ghuman Bhatr pada dini tahun 2000- an. Tetapi, analisis rinci baru dicoba belum lama buat memastikan umur dan signifikansi evolusi fosil tersebut.
” Fosil ini merupakan bagian dari genus Palaeoloxodon, ataupun gajah bergading lurus, salah satu mamalia darat terbanyak yang sempat terdapat. Besar gajah berusia ini dapat menggapai 4 m di bahu, dengan berat dekat 9 sampai 10 ton,” ungkap Dokter. Zhang dari Universitas Helsinki.
Tetapi, karakteristik khas fosil ini yang jadi atensi para pakar merupakan tidak terdapatnya puncak tengkorak menebal yang umumnya ditemui pada Palaeoloxodon lain di India. Perihal ini menimbulkan hipotesis kalau spesimen ini bisa jadi mewakili spesies baru dalam genus tersebut.
Menguak Umur serta Ikatan dengan Fosil di Turkmenistan
Buat memastikan umur fosil, para ilmuwan memakai analisis dekomposisi protein pada email gigi dari fosil tengkorak Kashmir. Hasilnya menampilkan fosil ini berasal dari periode Pleistosen Tengah, dekat 300. 000 sampai 400. 000 tahun kemudian.
Umur ini sangat mirip dengan fosil Palaeoloxodon yang ditemui di Turkmenistan, yang menguatkan dugaan kalau kedua fosil ini ialah bagian dari spesies yang berbeda dibanding dengan Palaeoloxodon Eurasia yang lain.
Riset lebih lanjut menampilkan kalau struktur jambul tengkorak pada spesies ini tumbuh bersamaan kematangan intim. Dengan menyamakan tengkorak dari individu- individu dengan tingkatan kematangan yang sama, para ilmuwan berharap bisa menguasai lebih dalam tentang evolusi spesies ini.
Evolusi Palaeoloxodon: Dari Afrika ke Eurasia
Genus Palaeoloxodon diperkirakan awal kali berevolusi di Afrika dekat 1 juta tahun kemudian. Fosil- fosil dini menampilkan karakteristik dahi kecil serta cembung dengan puncak tengkorak yang kurang tumbuh.
Bersamaan waktu, Palaeoloxodon menyebar ke Eropa serta Asia, dengan karakteristik tengkorak yang tumbuh jadi dahi lebar serta pipih, dan jambul tebal yang menonjol di bagian atas tengkorak. Fosil- fosil dari India serta Eropa mencerminkan menyesuaikan diri ini, menampilkan evolusi yang lingkungan di bermacam daerah.
Signifikansi Penemuan ini
Temuan fosil gajah purba di Kashmir membagikan pengetahuan berarti tentang gimana genus Palaeoloxodon berevolusi serta menyebar di Eurasia. Dengan kaitannya pada fosil di Turkmenistan, penemuan ini menegaskan terdapatnya keanekaragaman spesies dalam genus ini yang lebih dahulu tidak dikenal.
Tidak hanya itu, temuan perkakas batu yang terkubur bersama fosil ini menampilkan interaksi antara manusia prasejarah dengan area mereka, tercantum mungkin keterlibatan dalam perburuan ataupun pemanfaatan gajah purba.
Riset lanjutan diharapkan bisa mengisi kesenjangan dalam uraian kita tentang evolusi mamalia besar ini, dan ikatan mereka dengan manusia pada masa kemudian.