
Magelang Pos – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa sekitar 960.000 pelajar dan mahasiswa di Indonesia terlibat dalam kegiatan judi online. Data tersebut mencakup mahasiswa yang tersebar di perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Angka ini menunjukkan besarnya tantangan yang dihadapi sektor pendidikan dalam menjaga mahasiswa dari dampak negatif perjudian daring.
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, Menteri Satryo menjelaskan bahwa kelompok terbesar yang terlibat dalam judi online adalah mahasiswa. Fenomena ini menjadi perhatian serius karena perjudian online tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga dapat merusak integritas dan karakter generasi muda. Sebagai upaya untuk menangani masalah ini, Kemdiktisaintek kini sedang mempersiapkan layanan khusus untuk pengaduan terkait judi online yang akan diterapkan di setiap perguruan tinggi di Indonesia.
“Pengaduannya sekarang kita siapkan. Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta harus punya pengaduan bagi mereka yang terjebak judi online,” ujar Menteri Satryo. Sistem pengaduan ini diharapkan dapat memberikan saluran bagi mahasiswa yang merasa terjebak dalam aktivitas judi online untuk mencari bantuan atau melaporkan masalah yang mereka hadapi. Layanan ini diharapkan bisa menjadi solusi awal untuk membantu mahasiswa keluar dari jeratan judi online.
Selain itu, Menteri Satryo juga memberikan arahan kepada pimpinan-pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia untuk mencegah keterlibatan dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik dalam kegiatan judi online. Pihak perguruan tinggi diharapkan lebih proaktif dalam memberikan pembinaan dan bimbingan terkait dampak buruk judi online. Dalam rangka ini, Kemdiktisaintek meminta agar setiap perguruan tinggi memiliki langkah konkret untuk mengatasi dan mencegah masalah judi online di kalangan mahasiswa dan dosen.
Namun, upaya pencegahan judi online tidak hanya dilakukan oleh perguruan tinggi di bawah naungan Kemdiktisaintek. Kementerian Agama (Kemenag) juga turut serta dalam memerangi judi online dengan melibatkan perguruan tinggi keagamaan. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengumpulkan seluruh rektor dari berbagai perguruan tinggi keagamaan negeri, seperti Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Universitas Islam Negeri (UIN), dalam sebuah rapat kerja.
” Kami telah mengumpulkan seluruh rektor di lingkungan Kementerian Agama, (baik) IAIN, UIN, STAIN, dan seluruh Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam satu rapat kerja,” kata Nasaruddin Umar. Rapat tersebut bertujuan untuk mengajak seluruh pemangku kepentingan di sektor pendidikan tinggi keagamaan untuk berperan aktif dalam pencegahan judi online di kalangan mahasiswa dan tenaga pendidik di perguruan tinggi keagamaan.
Kerjasama antara Kemdiktisaintek dan Kemenag menunjukkan pentingnya kolaborasi antara kementerian untuk mengatasi masalah sosial yang melibatkan anak muda, terutama terkait dengan judi online. Hal ini menjadi langkah awal yang positif untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh judi online terhadap generasi muda. Dengan adanya layanan pengaduan dan upaya pencegahan yang lebih sistematis, diharapkan mahasiswa dan pelajar Indonesia dapat terhindar dari bahaya perjudian daring dan fokus pada pengembangan diri yang lebih positif dan produktif.
Secara keseluruhan, penguatan sistem pendidikan dan pembinaan karakter melalui upaya preventif ini merupakan salah satu kunci untuk menciptakan generasi muda yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan global. Pihak pemerintah melalui Kemdiktisaintek dan Kemenag berkomitmen untuk terus memberikan perhatian lebih kepada isu-isu yang mempengaruhi kualitas pendidikan dan moralitas anak bangsa.